Ada beberapa alasan mengapa kita tidak perlu panik menghadapi pandemi corona COVID-19 yang diminta dilansir dari The Conversation :
1. Virus corona COVID-19 sudah teridentifikasi
Tidak seperti wabah AIDS yang pertama kali muncul pada Juni 1981, virus corona COVID-19 dapat langsung diaktifkan. Untuk masalah AIDS, para pakar kesehatan perlu waktu dua tahun untuk bisa membutuhkan jenis virusnya. Kasus corona COVID-19 pertama kali ditemukan pada 31 Desember 2019 di Cina, lalu pada 7 Januari 2020, ia langsung dapat diperoleh. Genom untuk COVID-19 sudah tersedia pada 10 Januari. Ahli kesehatan WHO mendukung itu corona jenis baru ini termasuk kelompok corona 2B dari keluarga virus SARS. Oleh karena itu, nama virusnya adalah SARS-CoV-2. Penyakitnya dikenal dengan COVID-19. Virus corona ini merupakan zoonosis atau berasal dari hewan, dan dikeluarkan dari kelelawar. Virus korona ini hidup dengan bermutasi, dan mutasinya pun tidak terlalu tinggi.
2. Alat deteksi corona sudah tersedia
Dibandingkan wabah-wabah penyakit sebelumnya, kali ini masyarakat tidak perlu disimpan karena alat pendeteksi virus corona COVID-19 sudah ditemukan. Sejak 13 Januari 2020, dokter-dokter sudah bisa mengecek keadaan pasien yang terpapar virus corona COVID-19
3. Proses karena COVID-19 di Cina sudah membaik
Ketika kasus COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina, hingga sekarang kasusnya terus meningkat di negara tersebut. Kontrol ketat dan isolasi yang dilakukan Cina kini terbayar. Dari data epidemik yang ditemukan juga, virus corona COVID-19 berkembang di wilayah yang sangat spesifik sehingga lebih mudah dikontrol.
4. 80% kasus COVID-19 tidak parah
Penyakit yang menyebabkan COVID-19, 81 persennya merupakan kasus sedang. Sementara itu, 14 persennya menyebabkan pneumonia, dan lima persen sisanya dapat berakibat parah, bahkan hingga kematian. Namun, dengan sebaran statistik, kita tidak perlu panik, kendati tetap harus waspada.
5. Pasien Terus Sembuh
Sebagian besar porsi berita yang sampai di masyarakat menyatakan tentang kasus infeksi corona dan jumlah yang sudah meninggal. Padahal, di luar itu, sebagian besar orang yang terpapar corona COVID-19 dinyatakan pulih, hingga kini, 13 persen lebih banyak kasus yang diselesaikan daripada yang meninggal. Proporsi tersebut diprediksi terus meningkat.
6. Virus corona COVID-19 bisa dihilangkan
Virus corona COVID-19 dapat dihilangkan dari permukaan benda dengan sekaan etanol yang mengandung 62-72 persen alkohol, 0,5 persen hidrogen peroksida atau natrium hipoklorit dengan kandungan 0,1 persen pemutih. Ia dapat dinon-aktifkan dalam waktu satu menit saja. Mencuci tangan dengan air dan sabun adalah cara paling efektif untuk menghindari penularan virus corona COVID-19.
7. Sudah ada prototipe vaksin corona
Sampai sekarang, sekitar sekarang sedang mencari vaksin penangkal virus corona. Pada 24 Januari 2020, kumpulan peneliti dari Universitas Queensland, Australia telah mengumumkan pembuatan prototipe dengan teknik yang disebut "penjepit molekuler". Prototipe ini akan segera diujicobakan untuk manusia.
8. Percobaan antivirus corona COVID-19 sedang berlangsung
Penyediaan vaksin adalah upaya pencegahan penyakit. Selain itu, hingga sekarang, lebih dari 80 percobaan medis telah dilakukan untuk menganalisis virus corona COVID-19. Antivirus yang digunakan sudah diujicoba untuk infeksi lain. Sudah disetujui dan dinyatakan aman oleh pakar kesehatan. Di antara antivirus ini adalah remdesivir, klorokuin (chloroquine), oseltamivir, interferon-1b, dan lain sebagainya. Pandemik semacam ini pernah terjadi pada tahun 1918, kompilasi penyakit flu menyebabkan kematian lebih dari 25 juta jiwa dalam waktu kurang dari 25 minggu. Namun, saat ini, dengan bantuan teknologi dan kerja sama yang solid di kalangan masyarakat, virus corona COVID-19 akan teratasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar